Photobucket



PIMNAS 20 Unila



Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Product ...

Services ...

Other things ...

Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia






Profil Alumni

SpmbLover

Proposal PKM Lolos Dikti

Pengumuman Proposal PKM

Sumber: WIKIMUProfesor Termuda di Amerika Adalah...

Sumber Republika-online, Minggu, 02 Desember 2007N...

Sumber; Republika, Senin, 12 Nopember 2007Sistem A...

Senin, 17 September 2007Politeknik Masih Tetap Mem...

Pedoman PKM 2007

Proposal PKM





April 2007 June 2007 August 2007 September 2007 November 2007 December 2007 February 2008 March 2008




  • ABC Australia
  • Asian Wall Street Journal
  • Australian Financial Review
  • BBC News
  • Bisnis
  • Detikcom
  • Guardian
  • Jawa Pos
  • Kompas
  • Kontan
  • Media Indonesia
  • Salon
  • Slate
  • Sydney Morning Herald
  • The Age
  • The Australian
  • The Jakarta Post
  • Today Singapore
  • Washington Post
  • Wired
  • Abdurrahman Wahid
  • Fauzi Rahmanto (Entrepreneur)
  • Agussyafii
  • Adi J. Mustafa
  • Adrian Liem
  • Ady Permadi
  • Agusti Anwar
  • Alin Hulsbos
  • Anastasia Dyah Arianti
  • Anif Putramijaya
  • Anthony Bachtiar
  • Arif Bastari
  • Aryan Wirawan
  • Astri Onengan
  • Awasi Parlemen
  • BAPPENAS
  • CETRO
  • Chika Hakim
  • CSIS
  • Dana Mitra Lingkungan
  • Dee Caniago
  • Deny
  • Dept. Kelautan & Perikanan
  • Dhian Komala
  • DKI Jakarta
  • DPD RI
  • DPR RI
  • Enda Nasution
  • Faisal Basri
  • Fareed Zakaria
  • Fatayat NU
  • Fathia Syarif
  • Fira Basuki
  • GP Ansor
  • Harry Baskoro
  • Helsusandra Syam
  • Hendra Syahputra Blog
  • Hendy Kosasih
  • Hidayat Nur Wahid
  • Hukumonline
  • Ikhlasul Amal
  • ILD (Hernando de Soto)
  • Indonesia Corruption Watch
  • INFID
  • Institute for Global Justice
  • International IDEA
  • Iwan Darmansjah, MD
  • J.H. Wenas
  • Jarak Pagar
  • Jaringan Islam Liberal
  • Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat
  • John MacDougall
  • Jurnal Perempuan
  • Juwono Sudarsono
  • Kemitraan
  • Komisi Pemilihan Umum
  • Lakpesdam NU
  • Lembaga Survei Indonesia
  • Leuser Foundation
  • LP3ES
  • Marina Mayangsari
  • Marissa Haque
  • MER-C
  • MPR RI
  • Muhammadiyah
  • Mustofa Bisri
  • Nahdlatul Ulama
  • Nurul Arifin
  • Petisi Nasional
  • Priyadi Iman Nurcahyo
  • PSHK (Parlemen)
  • Rahman Sayidi
  • RAND Corporation
  • Rendy Maulana
  • Republik Indonesia
  • Sari Koeswoyo
  • Sarwono's Blog
  • Senopati Wirang
  • Sigit Widyananto
  • Suara Publik
  • Sulfikar Amir
  • Susilo Bambang Yudhoyono
  • Sutiyoso
  • Syahrani
  • Tito
  • Transparansi Indonesia
  • Uncu Natsir
  • Uni Sosial Demokrat
  • USAID
  • Van Zorge Report
  • Wahid Institute
  • WALHI
  • Wana Sherpa
  • Wimar Witoelar
  • Yosef Ardi
  • Zukri Saad
  • A. Fatih Syuhud
  • Alief A. Rezza
  • Aree Witoelar
  • Arif M Rizal
  • Astrid Lewarissa
  • Aulia Halimatussadiah
  • Bill Guerin
  • Brainstorm
  • Budea
  • Budi Putra
  • Cafe Salemba
  • Christine Susanna Tjhin
  • Clara Lila
  • Daisy Awondatu
  • Deden Rukmana
  • Devi Girsang
  • Dian Karnina
  • Eko Susilo
  • Enda Nasution
  • Erna Indriana
  • Fadjar I. Thufail
  • Fanny Surjana
  • Fira Basuki
  • Franova Herdiyanto
  • Harum
  • Hayatuddin Mansur
  • Herdiny Wulandari
  • Indonesia Anonymus
  • Jakartass
  • Jennie S. Bev
  • John MacDougall
  • Juwono Sudarsono
  • Kalbu Biru
  • Khatrine Sipahutar
  • Lita Mariana
  • Louise Tiwon
  • Lullu
  • Luluk
  • Macam-Macam
  • Madame Meltje
  • Marsha Siagian
  • Martin Manurung
  • Melda Wita
  • Mohammad DAMT
  • Ninit Yunita
  • Onoloro
  • Paras Indonesia
  • Priyadi Iman Nurcahyo
  • Rasyad A. Parinduri
  • Richard Lloyd Parry
  • Rizka Nurlita Andi
  • Sandhy<;/li>
  • Sarwono Kusumaatmadja
  • Satya Witoelar
  • Syahrani
  • Thang Nguyen
  • Widya Tresna Utami
  • Wisnu Aryo Setio
  • Yassin Hidayat
  • Yosef Ardi
  • Machinery Tool
  • Movie Music Reviews
  • Pet Supply Store
  • Easy Light Digital
  • Jewelry Buying Guides
  • Talk About Cancer
  • New Car Auto Part
  • Baby Stores
  • Online Florist
  • New Car Auto Part
  • a target="_blank" href="http://www.finalsense.com/software/software_information_review.htm">Downloads
    Technology News
    Templates
    Web Hosting
    Articles
    Games
    Blogger
    Google



    Blogger

    FinalSense

    Amazon

    Yahoo

    Ebay

    Sunday, March 16, 2008
    Profil Alumni


    ROBIN PRAWIRAYUDHA
    Profil Alumni ( 2007)
    Politeknik Negeri Semarang
    (Model Mahasiswa Berdaya Saing)


    Profil alumni Polines yang kita angkat kali ini adalah ROBIN PRAWIRAYUDHA dari Jurusan : Teknik Elektro, Program studi : T. Telekomunikasi . Lulusan tahun 2007 ini (masih fresh), lahir di Semarang, 21 Mei 1986. Anak pertama dari tiga bersaudara Almarhum Drs. Sumarno dan Ibu Rochayati. Masa Pendidikannya diawali di TK Negeri Pembina dan SD Islam Hidayatullah. Pada saat usia kelas 3 SD ini Robin telah menjadi yatim, ayahnya seorang anggota kepolisian meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Melanjutkan sekolah di SMP Negeri 5 Semarang. Di SMP itulah Robin mulai aktif di berbagai kegiatan sekolah. Aktif menjadi pengurus OSIS serta berbagai kegiatan ekstra kurikuler antara lain PMR dan Band sekolah.
    Berbagai prestasi dari aktivitasnya semasa SMP antara lain : Juara 1 Lomba Invitasi PPPK & PRS PMR tingkat kota Semarang tahunl 2000, Juara 1 Lomba PMR peragaan PPPK tingkat Nasional Juli 2000, Juara 1 Lomba Festival Band pelajar tingkat SLTP sekota Semarang tanggal Maret 2001
    Selepas dari SMP Negeri 5 Semarang masuk di SMA Negeri 3 Semarang jurusan IPA. Di SMA tersebut Robin tetap aktif melanjutkan ekstra kurikuler PMR dan dia terpilih menjadi ketua PMR SMA Negeri 3. Selain itu Robin menjadi pelatih PMR di SMP Negeri 5 Semarang.
    Selain mengikuti pendidikan formal, Robin sejak kelas 4 SD mengikuti les bahasa Inggris di LBPP LIA Semarang Candi dari level English for children sampai dengan level Higher Intermediate ditambah level conversation class dan meraih predikat the best student.
    Lulus dari SMA Negeri 3 Semarang tahun 2004 Robin diterima di Fakultas Manajemen UNDIP dan Jurusan Teknik Elektro program studi T. Telekomunikasi Politeknik Negeri Semarang lewat jalur GCE yang pada waktu itu Robin mendapatkan score yang tinggi 720.
    Dengan suatu keyakinan yang bulat bahwa Jurusan yang dipilihnya di Politeknik Negeri Semarang akan lebih membeikan jaminan bagi masa depannya maka Robin memilih Politeknik sebagai tempat kuliahnya. Selama masa kuliah selain kesibukan kuliah dan berbagai aktivitas di ormawa dia tetap menjadi pelatih PMR di SMP Negeri 5 Semarang dan menjadi guru les bahasa Inggris di salah satu bimbingan belajar di Semarang, serta berwirausaha di bidang Air Minum Isi Ulang.
    Pilihan kuliah di Politeknik ternyata memang merupakan piilihan yang tepat baginya, karena dengan prestasinya dia selalu mendapatkan beasiswa selama kuliah. Di Semester 5 telah diterima bekerja di di P.T. Schlumberger Geophysics Nusantara, sebuah Multi National Corporation (MNC) yang bergerak bergerak di bidang pengeboran minyak melalui proses rekruitment yang secara rutin dilakukan di kampus Polines. Bulan Juli 2007 sudah bisa menempuh ujian Tugas akhir, dan pada bulan september 2007 sudah resmi bekerja di P.T. Schlumberger Geophysics Nusantara, Segment Wellservices yang berlokasi di Balik papan. Oleh karena itu tidak sempat mengikuti kegiatan wisuda yang dilaksanakan pada bulan oktober. Karena potensi dan prestasinya yang menonjol Robin dikirim ke Negara Liga Premier (Inggris), tepatnya di kota Linkton Inggris, bersama dengan anak-anak muda potensial lainnya dari berbagi Negara, untuk mendalami bidang perminyakan.
    Selamat Robin…kami civitas akademika polines bangga padamu dan sukses selalu.









    Read more!
    Monday, March 3, 2008
    SpmbLover
    Monday, February 25, 2008
    Proposal PKM Lolos Dikti

    Rekapitulasi Proposal PKM Diterima Politeknik Negeri

    No

    Politeknik

    PKMK

    PKMM

    PKMP

    PKMT

    Total

    %

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    Polines

    PNJ

    ELKA

    PMS

    Polban

    PNM

    Lampung

    Jember

    Padang

    Payakumbuh

    Pankep

    4

    3

    1

    1

    2

    2

    1

    1

    1

    2

    1

    1

    3

    1

    1

    22

    6

    14

    2

    11

    7

    4

    2

    2

    28

    9

    15

    5

    13

    8

    5

    5

    2

    4

    1

    29%

    9%

    16%

    5%

    14%

    8%

    5%

    5%

    2%

    4%

    1%

    Jumlah

    13

    6

    6

    70

    96

    100%

    Rekapitulasi PT Semarang dan sekitarnya

    No

    PT

    PKMK

    PKMM

    PKMP

    PKMT

    Total

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    IKIP PGRI

    UNTAG

    UNDIP

    UNNISULA

    UNIKA

    UKSW

    UM SEM

    UNNES

    UNS

    UDINUS

    U. Muria

    6

    2

    2

    2

    8

    3

    1

    82

    8

    3

    4

    16

    2

    2

    57

    37

    4

    1

    1

    25

    4

    38

    29

    2

    13

    1

    4

    7

    51

    4

    3

    12

    2

    44

    19

    18

    14

    1

    228

    78

    4

    4

    Jumlah

    114

    116

    97

    85

    412




    More Details clik read more



    Rekapitulasi Pemimbing PKM Polines

    No

    Nama

    PKMK

    PKMM

    PKMP

    PKMT

    Total

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Nurul Hamida

    Subalno

    Sarana

    Siti Arbainah

    Ilham Sayekti

    Marwoto

    Melipurbono

    Ahmad Supriyadi

    Bangun Khrisna

    Amin Suharjono

    Suryono

    Yusuf Dewantoro

    Wahyu Sulistyo

    Puji Haryanto

    Arif Nursyahid

    Edy Triyono

    Sri Astuti

    Adi Wicaksono

    Suparni SR

    Bambang Eko S

    2

    1

    1

    1

    1

    1

    5

    1

    3

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    3

    1

    1

    1

    5

    1

    1

    3

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    Jumlah

    4

    1

    1

    22

    28

    Rekapitulasi keterlibatan Jurusan

    No

    Nama

    Mesin

    Elektro

    Sipil

    AN

    Akuntansi

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    Nurul Hamida

    Subalno

    Sarana

    Siti Arbainah

    Ilham Sayekti

    Marwoto

    Melipurbono

    Ahmad Supriyadi

    Bangun Khrisna

    Amin Suharjono

    Suryono

    Yusuf Dewantoro

    Wahyu Sulistyo

    Puji Haryanto

    Arif Nursyahid

    Edy Triyono

    Sri Astuti

    Adi Wicaksono

    Suparni SR

    Bambang Eko S

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    Jumlah

    6

    10

    0

    0

    4

    Persentase

    30%

    50%

    20%




    Read more!
    Sunday, February 24, 2008
    Pengumuman Proposal PKM
    Sunday, December 2, 2007

    Sumber: WIKIMU

    Profesor Termuda di Amerika Adalah Orang Indonesia

    Senin, 12-11-2007 09:28:00 oleh: Norman Sasono
    Kanal: Gaya Hidup
    Profesor Termuda di Amerika Adalah Orang Indonesia

    Nelson Tansu meraih gelar Profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika sebelum berusia 30 tahun. Karena last name-nya mirip nama Jepang, banyak petinggi Jepang yang mengajaknya "pulang ke Jepang" untuk membangun Jepang. Tapi Prof. Tansu mengatakan kalau dia adalah pemegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila. Namun demikian, ia belum mau pulang ke Indonesia. Kenapa?



    Di artikel wikimu dari Ardian Syam di awal tahun 2007 ini, http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=826, dibahas sedikit tentang Prof. Nelson Tansu ini. Di artikel ini, akan dibahas lebih jauh siapa sih Profesor Nelson Tansu ini yang termasuk peraih gelar profesor termuda di Amerika.

    Nelson Tansu lahir di Medan, 20 October 1977. Lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar Sarjana dari Wisconsin University pada bidang Applied Mathematics, Electrical Engineering and Physics (AMEP) yang ditempuhnya hanya dalam 2 tahun 9 bulan, dan dengan predikat Summa Cum Laude. Kemudian meraih gelar Master pada bidang yang sama, dan meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Ia mengaku orang tuanya hanya membiayai-nya hingga sarjana saja. Selebihnya, ia dapat dari beasiswa hingga meraih gelar Doktorat. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja sekarang.

    Thesis Doktorat-nya mendapat award sebagai "The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award" mengalahkan 300 thesis Doktorat lainnya. Secara total, ia sudah menerima 11 scientific award di tingkat internasional, sudah mempublikasikan lebih 80 karya di berbagai journal internasional dan saat ini adalah visiting professor di 18 perguruan tinggi dan institusi riset. Ia juga aktif diundang sebagai pembicara di berbagai even internasional di Amerika, Kanada, Eropa dan Asia.

    Karena namanya mirip dengan bekas Perdana Menteri Turki, Tansu Ciller, dan juga mirip nama Jepang, Tansu, maka pihak Turki dan Jepang banyak yang mencoba membajaknya untuk "pulang". Tapi dia selalu menjelaskan kalau dia adalah orang Indonesia. Hingga kini ia tetap memegang paspor hijau berlogo Garuda Pancasila dan tidak menjadi warga negara Amerika Serikat. Ia cinta Indonesia katanya. Tetapi, melihat atmosfir riset yang sangat mendukung di Amerika, ia menyatakan belum mau pulang dan bekerja di Indonesia. Bukan apa-apa, harus kita akui bahwa Indonesia terlalu kecil untuk ilmuwan sekaliber Prof. Nelson Tansu.

    Ia juga menyatakan bahwa di Amerika, ilmuwan dan dosen adalah profesi yang sangat dihormati di masyarakat. Ia tidak melihat hal demikian di Indonesia. Ia menyatatakan bahwa penghargaan bagi ilmuwan dan dosen di Indonesia adalah rendah. Lihat saja penghasilan yang didapat dari kampus. Tidak cukup untuk membiayai keluarga si peneliti/dosen. Akibatnya, seorang dosen harus mengambil pekerjaan lain, sebagai konsultan di sektor swasta, mengajar di banyak perguruan tinggi, dan sebagianya. Dengan demikian, seorang dosen tidak punya waktu lagi untuk melakkukan riset dan membuat publikasi ilmiah. Bagaimana perguruan tinggi Indonesia bisa dikenal di luar negeri jika tidak pernah menghasilkan publikasi ilmiah secara internasional?

    Prof. Tansu juga menjelaskan kalau di US atau Singapore, gaji seorang profesor adalah 18-30 kali lipat lebih dari gaji professor di Indonesia. Sementara, biaya hidup di Indonesia cuma lebih murah 3 kali saja. Maka itu, ia mengatakan adalah sangat wajar jika seorang profesor lebih memilih untuk tidak bekerja di Indonesia. Panggilan seorang profesor atau dosen adalah untuk meneliti dan membuat publikasi ilmiah, tapi bagaimana mungkin bisa ia lakukan jika ia sendiri sibuk "cari makan".

    Dari diskusi saya dengan beberapa dosen di Indonesia, kelihatannya semua meng-iya-kan apa yang Prof. Tansu gambarkan tentang dunia perguruan tinggi di Indonesia. Hmm, memprihatinkan.

    Sumber:
    Website resmi Prof. Nelson Tansu: http://www3.lehigh.edu/engineering/ece/tansu.asp
    Majalah Campus Asia Volume 1 Number 1 October 2007




    Read more!
    Sumber Republika-online, Minggu, 02 Desember 2007
    Nelson Tansu PhD
    Mengenalkan Potensi Indonesia



    Oleh :

    Kabar itu sampai di telinga Nelson Tansu. Iskandar Tansu dan Lily Auw, orang tua Nelson, dibunuh perampok, Agustus 2007, di Medan. Ia segera terbang ke Indonesia. ''Pelaku kriminal perampokan dan pembunuhan yang tidak manusiawi terhadap kedua orangtua kami telah mengambil hal yang paling berharga bagi keluarga kami, yaitu kedua orang tua yang kami cintai,'' kata Nelson, yang tinggal di Amerika Serikat.


    Anak kedua dari tiga bersaudara ini menganggap kedua orangtuanya punya peran besar dalam menanamkan kepercayaan dan kerja keras hingga ia bisa mencapai kondisi seperti saat ini. ''Mereka orang tua yang sangat baik dalam memberikan contoh-contoh yang baik dalam hidup,'' ujar dia.

    Nelson Tansu, pria kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu menyelesaikan program PhD (doktor) di usia 25 tahun di University of Wisconsin, Madison, Amerika. Di usia 26 tahun, ia sudah menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania. Ini adalah universitas unggulan di bidang teknik dan fisika di kawasan East Coast. Di Lehigh, Nelson mengajar mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer.

    Hasil risetnya bertebaran di jurnal ilmiah internasional. Ia sering diundang ke berbagai seminar, konferensi, dan pertemuan intelektual di negeri itu. ''Beberapa temuan kami yang telah dipublikasi dan dipatenkan mencakup teknologi semiconductor nanostructures yang digunakan untuk merealisasikan high power semiconductor lasers, semiconductor lasers untuk optical communications, semiconductor lasers untuk biological sensors, dan juga semiconductor technology untuk solid state lighting technology,'' papar Nelson.

    Mantan finalis Olimpiade Fisika 1995 itu telah meraih penghargaan dari temuan-temuannya itu. Sebagai profesor muda berwajah khas Asia di perguruan tinggi ternama di Amerika, tak banyak yang mengira ia berasal dari Indonesia. ''Memang kebanyakan orang Asia Timur yang menjadi profesor di universitas di Amerika berasal dari Jepang, Korea, Cina, dan Taiwan, sehingga sering sekali saya dikira berasal dari negara-negara tersebut. Biasanya sewaktu saya menjelaskan bahwa saya berasal dari Indonesia, mereka malah terkejut ada orang Indonesia berkarier di bidang fisika dan teknik,'' ucapnya.

    Setelah melewati suasana duka, Nelson melayani pertanyaan dari wartawan Republika, Burhanuddin Bella, Oktober 2007. Berikut petikannya.

    Turut berduka cita atas meninggalnya ayah-ibu akibat kekejaman perampok.
    Terima kasih. Tentu saya sangat sedih dan kecewa dengan pelaku kriminal yang kejam tersebut. Orang tua saya orang baik, sangat berjasa dalam hidup semua anak-anak mereka. Saya mendengar berita ini dari adik saya, Inge Tansu, di Minggu pagi (12 Agustus 2007, pukul 07.00 pagi di Amerika, sekitar jam 7 malam di Medan). Inge memberitakan, keluarga telah mencari orangtua kami selama enam jam. Adik saya sangat khawatir sewaktu memberitahukan kepada saya. Dia sedih dan bingung sekali.

    Saya sendiri harus terbang ke pertemuan konferensi, di mana saya harus memberikan beberapa seminar di dua tempat di hari Senin (Salt Lake City, Utah) dan Selasa (Baltimore, Maryland). Jadi, saya harus terbang di Minggu pagi itu. Kami sekeluarga berkoordinasi dengan keluarga yang ada di Medan dan Jakarta, membantu mencari. Sekitar pukul 11 siang di Amerika Serikat (jam 11 malam di Medan), saya mendapatkan berita, polisi menemukan dua jenazah, lelaki dan wanita.

    Abang saya (Tony Tansu) dalam perjalanan ke rumah sakit untuk melakukan verifikasi. Jujur, mendengar kabar itu, saya merasa lemas sekali karena memang ada perasaan bahwa kedua jenazah tersebut mungkin orang tua kami. Benar saja. Setengah jam berikutnya, mereka telepon lagi dengan sedih sekali menyatakan kedua jenazah tersebut adalah orang tua kami yang sangat kami cintai.

    Tentu berat menghadapi peristiwa ini.
    Tentu musibah itu menganggu aktivitas saya di universitas. Tapi, saya beruntung, banyak dukungan yang diberikan oleh teman-teman orang tua, keluarga, dan juga masyarakat Medan. Mereka semua membantu kami. Dukungan dan pengertian yang sangat luar biasa juga diberikan oleh Lehigh University untuk membantu saya dapat menghadapi musibah ini. Saya bersyukur atas dukungan itu. Tanpa itu, saya tidak tahu bagaimana kami sekeluarga dapat menghadapi hal yang sangat sedih ini. Lehigh University langsung memberikan akomodasi kepada saya untuk dapat menghadiri pemakaman. Saya bersyukur atas hal ini. Sekarang, kegiatan saya di universitas telah berlangsung dengan normal dan sibuk seperti biasa.

    Kegiatan apa saja yang banyak menyita waktu Anda selama ini?
    Aktivitas sehari-hari mencakup riset, pemberian lectures, memberi seminar di beberapa conferences dan universitas lain. Juga melakukan tugas komite di universitas, tingkat nasional (di USA), dan internasional. Selain melakukan riset theory and experiments, saya juga terlibat langsung dalam membimbing riset untuk mahasiswa PhD dan postdoctoral research fellow di grup kami (www.ece.lehigh.edu/~tansu) di Lehigh University.

    Kegiatan kampus saya kira-kira 40 persen melakukan riset (termasuk riset, menulis proposal riset untuk mendapatkan dana riset, mempersiapkan dan menyelesaikan tulisan ilmiah, dan memberi bimbingan terhadap mahasiswa PhD / S3 dan postdoctoral, 25 persen mempersiapkan dan memberi kuliah, 15 persen memberikan seminar di konferensi dan universitas lain, 10 persen memberikan advis kepada mahasiswa S1 dan S2, 10 persen lainnya melakukan tugas-tugas komite untuk universitas dan juga National Science Foundation di Amerika Serikat. Aktivitas di luar kampus hanya melakukan kegiatan bersama dengan istri saya, Adela Gozali Yose, di rumah.

    Anda profesor muda di perguruan tinggi ternama di AS. Bagaimana ceritanya sampai mendapatkan penghargaan seperti itu?
    Dunia akademik Amerika sangat kompetitif untuk menjadi profesor di universitas top. Kita harus memiliki dedikasi yang sangat tinggi dalam mendalami bidang akademik dan riset. Sejak pertama kali melanjutkan pendidikan di Amerika, saya memang bertekad melanjutkan sampai PhD dan menjadi profesor di universitas AS di kemudian hari.

    Sebab itu, waktu dalam proses S1, saya sebenarnya tidak pernah punya tujuan lain selain untuk mencapai gelar PhD. Saya tidak pernah menanyakan syarat apa yang diperlukan untuk tamat S1, tapi saya lebih suka mengambil kelas-kelas tingkat atas (seperti tingkat Master dan PhD) yang ingin saya selesaikan sebelum tamat S1. Terutama kelas-kelas fisika, saya memang banyak menyelesaikan kelas-kelas graduate (PhD core classes-nya) sebelum tamat S1, Mei 1998. Sewaktu melanjutkan ke program PhD di Universitas Wisconsin-Madison, saya tidak pernah mencari tahu requirement minimum yang diperlukan untuk tamat, tapi saya lebih berusaha memaksimalkan usaha dan potensi saya dengan belajar dan bekerja keras untuk mencapai academic and research excellence. Salah satu pendirian saya, ''Kita harus berusaha keras dengan tujuan untuk mencapai ambisi setinggi dan sejauh bulan. Jikalaupun gagal ke bulan, kita mungkin akan berada di puncak Mount Everest yang sudah merupakan tujuan tertinggi yang bisa dicapai di dunia.''

    Adakah tawaran yang sama di perguruan di luar Amerika?
    Sebenarnya saya sendiri mendapat tawaran untuk menjadi profesor di universitas-universitas di Taiwan dan Jerman pertengahan tahun 2002, tapi karena satu dan lain sebab, maka saya tidak menerima kedua posisi tersebut. Lalu, saya mendapat tawaran dari beberapa universitas bagus di Amerika dan Kanada sekitar akhir 2002 dan awal 2003. Setelah berbagai pertimbangan, saya menerima masuk ke Lehigh University. Proses wawancara untuk menjadi profesor di Amerika sangat susah. Contohnya untuk posisi profesor di Lehigh University, yang melamar menjadi profesor (untuk satu posisi) bisa mencapai sekitar 300-an, semuanya PhD, banyak di antaranya punya pengalaman kerja.

    Apa pertimbangan Anda memilih Lehigh University?
    Sebenarnya, waktu saya melihat kesempatan untuk berkarier di bidang riset dan akademik di universitas, saya sendiri memiliki berbagai kesempatan baik di Amerika, Kanada, Eropa, dan Asia. Ada tiga universitas AS, dua di Kanada, satu di Eropa, dan dua di Asia (bukan Indonesia) yang menawarkan posisi untuk menjadi profesor. Tapi, saya memilih Lehigh University karena saya menilai dukungan dari universitas yang sangat besar untuk kesuksesan riset saya di bidang fisika terapan dan semikonduktor nanoteknologi. Untuk melakukan riset di bidang saya, diperlukan banyak fundings dan waktu untuk mendirikan laboratorium yang berbobot di bidang semikonduktor nanoteknologi. Saya dan group members di grup kami telah menginvestasi beberapa tahun untuk mengembangkan laboratorium yang sangat lengkap saat ini.

    Apa karena imbalan yang diberikan lebih besar atau ada pertimbangan lain?
    Imbalan tentu hal penting untuk mencapai stabilitas finansial dalam hidup. Tapi, imbalan bukanlah faktor yang paling penting. Saya memilih Lehigh lebih disebabkan kesempatan untuk melakukan riset di universitas yang bagus di AS. Saya sering sekali ditanya mengenai bagaimana cara mengembangkan universitas di Indonesia. Saya rasa, imbalan bagi profesor-profesor dan dosen Indonesia adalah hal yang harus diperhatikan dengan baik.

    Bagaimana andai pemerintah Indonesia meminta Anda kembali untuk mengembangkan ilmu Anda dan menularkan kepada siswa-siswa di Indonesia?
    Tanpa diminta pemerintah Indonesia pun, saya sendiri telah aktif membantu Indonesia dari Amerika. Saya selalu aktif berusaha menarik mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan S-3/PhD di Lehigh University. Jika memang ada posisi yang tepat dan pas, serta waktu yang tepat, untuk berkontribusi maksimal bagi negara di Indonesia, tentu saja dengan senang saya akan bersedia untuk mempertimbangkan mengembangkannya di Indonesia. Saya sendiri merasa sangat produktif dalam tugas saya di Lehigh sebagai profesor.

    Tapi, jika memang ada posisi yang tepat di Indonesia, saya rasa saya akan lebih memiliki keinginan mengabdi di universitas, sebagai profesor dan administrator, seperti dekan/rektor. Aspirasi saya supaya bisa merealisasikan universitas yang sangat berkualitas di Indonesia, yang dapat masuk dalam top 10 universitas di tingkat Asia. Saya sangat percaya, ini hal yang sangat penting dan tujuan ini dapat tercapai jika kita bekerja dengan keras bersama-sama di Indonesia.





    Read more!
    Sunday, November 18, 2007
    Sumber; Republika, Senin, 12 Nopember 2007

    Sistem Asrama di Perguruan Tinggi


    Sistem asrama tidak hanya ditujukan untuk membantu mahasiswa di bidang akademik saja. Melainkan juga untuk membangun kepribadian dan perilaku mahasiswa.

    Makin banyak saja perguruan tinggi yang mengembangkan sistem asrama, untuk mahasiswa. Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) misalnya. Pada awalnya sistem asrama hanya digunakan untuk mahasiswa kedokteran saja. Hal ini dimaksudkan agar waktu mahasiswa tidak terbuang, karena berbagai faktor seperti seperti macet diperjalanan. Sementara, materi yang harus dipelajari sangat padat. Karena itulah, sistem asrama menjadi solusinya. Sehingga diharapkan dengan sistem asrama tersebut mahasiswa dapat belajar dengan maksimal.


    Penghematan biaya dan waktu untuk transportasi mahasiswa juga menjadi alasan didirikannya asrama di President University (PU). Selain itu, asrama di PU juga dimaksudkan untuk memupuk kebersamaan mahasiswa. Vice Rector III Student Affairs and Public Relations Sendy S Widjaja, MBA mengatakan, dengan masuk ke asrama mahasiswa diharapkan tidak melihat orang lain berdasarkan materi. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk menjadi mandiri.

    Pada akhir 2006, UMJ mendapatkan bantuan untuk mendirikan rumah susun sewa sederhana untuk mahasiswa (rusunawa). Rusunawa ini memiliki kapasitas untuk 400 orang dan bertempat di Cirendeu. Dekat dengan lokasi kampus UMJ. Setelah diresmikan pada awal 2007, barulah sistem asrama terbuka untuk mahasiswa jurusan lain. "Untuk mahasiwa kedokteran harus tinggal di asrama. Mulai dari awal hingga akhir masa studi. Sedangkan untuk mahasiswa jurusan lain, asrama hanya bersifat optional," jelas Rektor UMJ Dr Hj Masyitoh, M Ag.

    Selain Rusunawa, UMJ juga memiliki asrama lain yang bertempat di Cempaka Putih, Jakarta Timur. Berbeda dengan Rusunawa, asrama ini hanya untuk mahasiswa kedokteran. Menurut Masyitoh pada semester satu dan dua, mahasiswa kedokteran akan tinggal di Rusunawa. Setelah itu, mereka akan tinggal di asrama di Cempaka Putih.

    Hal serupa juga dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia Bogor. Sistem asrama di STEI Tazkia bersifat wajib bagi mahasiswa tingkat satu. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat melakukan pengkondisian dan adaptasi sebelum mahasiswa belajar lebih lanjut di lembaga tersebut. selain itu sistem ini juga memudahkan untuk melakukan pengontrolan dan membantu mahasiswa untuk lebih berkonsentrasi dengan jadwal belajar yang padat.

    Sendy mengemukakan bahwa PU berusaha untuk membangun karakter mahasiswa melalui kebiasaan sehari-hari. Karena kebiasaan menentukan sikap. "Dengan tinggal di asrama, kami harapkan mahasiswa memiliki sikap one for all, dan all for one," jelas Sendy.

    Director Public Relations STIE Tazkia Mukhamad Najib menjelaskan, selama tiga bulan pertama akan digunakan hanya untuk belajar Bahasa Inggris. Hal ini dilakukan muladi pagi hingga malam. Empat bulan berikutnya, mahasiswa akan menerima pelajaran Bahasa Arab, Fiqih, Statistik serta Pengantar ekonomi makro. Sementara untuk empat bulan terakhir, mahasiswa mulai belajar mata kuliah yang lebih bervariasi, seperti komputer, ekonomi mikro dan tetap menerima pelajaran bahasa Inggris dan Arab.

    Pada tahun kedua, mahasiswa diberikan pilihan untuk tinggal di asrama atau ingin tinggal di luar asrama. Namun, Najib menjelaskan, mahasiswa disarankan untuk tetap tinggal di asrama. Hal ini berlanjut hingga tahun berikutnya. Sementara pada tahun terakhir, mahasiswa diwajibkan untuk kembali ke asrama. Khususnya setelah proses magang selama dua hingga tiga bulan di perusahaan. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat lebih fokus untuk mengerjakan skripsi. Sehingga mahasiswa dapat lulus tepat waktu.

    Najib mengaku, sistem pendidikan yang digunakan ini merupakan hasil survei dan rujukan dari beberapa perguruan tinggi Islam. Baik di dalam negeri maupun dari luar negeri. Seperti perguruan tinggi Islam di Malaysia, Islamabad atau juga Universitas Islam Negeri Malang.

    Kepribadian
    Sistem asrama dibuat tidak hanya untuk membantu mahasiswa di bidang akademik. Melainkan ditujukan juga untuk melatih keperibadian dan perilaku mahasiswa. Hal ini jugalah yang mendasari kenapa mahasiswa kedokteran UMJ harus tinggal di asrama. "Karena kami memiliki tujuan untuk menciptakan dokter yang tidak hanya memiliki kemampuan di bidang kedokteran. Namun juga mampu menjadi dokter santri. Yaitu dokter yang mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam pekerjaannya," jelas Masyitoh.

    Hal ini dilakukan dengan cara menciptakan suasana dan lingkungan yang Islami. Dengan hal-hal yang sederhana, namun memiliki manfaat yang besar. Salah satu contohnya adalah dengan mewajibkan mahasiswa untuk menjalankan shalat secara tepat waktu dan berjamaah. Setelah shalat pun diisi dengan kultum. Kegiatan shalat berjamaah menjadi nyaman dan mudah untuk dilakukan. Karena ada masjid yang terletak di sebelah asrama.

    Selain untuk pembinaan kerohanian, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai bentuk disiplin diri bagi mahasiswa. Ada juga peraturan yang melarang jam kuliah bentrok dengan waktu-waktu adzan. Jadi perkuliahan harus selesai sebelum adzan atau mulai setelah adzan. Dengan begitu, baik mahasiswa dan dosen bisa segera shalat dan tepat waktu.

    Di asrama mahasiswa diberi pemahaman mengenai cara membina hubungan antar mahasiswa. Contohnya, dengan menjadikan mahasiswa senior sebagai pembimbing belajar. Sehingga, selain ada proses edukasi, hubungan antara mahasiswa senior dan mahasiswa baru terbina hubungan yang baik. ci1

    Lebih Memilih Asrama

    Sistem asrama banyak digunakan oleh institusi pendidikan. Tidak hanya oleh sekolah menengah, namun juga oleh perguruan tinggi. Tujuan diadakannya asrama biasanya adalah untuk menghemat biaya dan waktu yang digunakan untuk transportasi. Selain itu, pembangunan karakter dan juga pengembangan kepribadian juga menjadi pertimbangan.

    Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr Hj Masyitoh, M Ag mengaku, sistem asrama memberikan dampak yang positif. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku mahasiswa sehari-hari. Secara mudah terlihat dari prestasi mahasiswa di kelas. Nyatanya, jelas Masyitoh, mahasiswa kedokteran UMJ dapat menyelesaikan masa studi akademiknya hanya dalam waktu empat tahun. Pihak orang tua pun turut merasakan dampak positif diadakannya sistem asrama. "Buktinya, banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk tetap tinggal di asrama," tambah Masyitoh.

    Mahasiswa President University (PU) juga memiliki apresiasi yang sama. Vice Rector III Student Affairs and Public Relations Sendy S Widjaja, MBA mengatakan asrama hanya diperuntukan bagi mahasiswa tingkat satu. Juga bagi mahasiswa tingkat selanjutnya yang memiliki prestasi akademik. Yaitu memiliki nilai IPK minimal 3,00. Hal ini dilakukan karena banyak mahasiswa yang ingin tinggal di asrama. Sementara kapasitas asrama tidak mencukupi. "Asrama kami hanya dapat menampung maksimal 1000 mahasiswa," jelas Sendy.

    Selain mahasiswa tingkat satu dan mahasiswa yang memiliki prestasi akademik, asrama juga ditujukan untuk mahasiswa asing yang kuliah di PU. Untuk mahasiswa asing, harus tinggal di asrama mulai dari semester satu hingga masa studinya selesai. Sendy menjelaskan, saat ini, jumlah mahasiswa asing di PU mencapai 20 persen. ci1
    ( )





    Read more!
    Tuesday, September 18, 2007
    Senin, 17 September 2007

    Politeknik Masih Tetap Memikat


    Ada fenomena menarik yang terlihat di dunia pendidikan tinggi, khususnya program studi teknik, yaitu antara politeknik dan teknik jenjang sarjana. Bila program studi sarjana teknik mulai kehilangan peminat, politeknik masih cukup diminati oleh masyarakat.



    Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Di antaranya adalah karakteristik politeknik yang menghasilkan lulusan yang siap bekerja. "Saat ini banyak orang yang mengharapkan ketika lulus kuliah dapat langsung bekerja," jelas . Di Polma Astra, tercatat sekitar 1200 orang mendaftar setiap tahunnya. Sedangkan yang diterima hanya 270 orang. Sedangkan di Politeknik Negeri Jakarta, Ini pun karena keterbatasan daya tampung yang tidak mecukupi. Karena untuk praktik, digunakan konsep satu alat untuk satu mahasiswa. Sehingga mahasiswa dapat menguasai materi dan alat dengan sempurna.

    Politeknik mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1982. Pada saat itu, pendidikan tinggi masih didominasi oleh institusi pendidikan jenjang sarjana. Karenanya pemerintah melalui Departemen Pendidikan menginginkan adanya institusi pendidikan yang dapat mengisi tenaga kerja ahli yang memiliki keterampilan untuk bekerja.

    Atas usulan tersebut, didirikan enam Fakultas Nongelar Teknologi, yang lambat laun berubah nama menjadi Politeknik. Pada awalnya, politeknik ini masih melekat pada perguruan tinggi besar, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Dipenogoro, dan Universitas Sumatera Utara. Hingga saat ini, jumlah politeknik di Indonesia mencapai 26 politeknik.

    Pelaksanaan pendidikannya pun masih dibantu oleh pemerintah Swiss dan Jerman, dua negara yang sangat kuat tekniknya. "Bahkan, selama dua hingga tiga tahun. beberapa dosen dan ketua program studinya merupakan tenaga pengajar asing," jelas Direktur Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Ir Heddy R Agah, M Eng.

    Perkuliahan, sistem belajar mengajar dan kurikulum politeknik pun memiliki perbedaan dengan program studi jenjang sarjana. Untuk perkuliahan, politeknik menggunakan sistem seperti yang digunakan dalam industri. Salah satunya adalah jam kuliah yang menyerupai jam kerja. Di Polman Astra, perkuliahan dilakukan pada Senin hingga Jumat mulai pukul 07.30 hingga 16.30. Sedangkan di PNJ perkuliahan dimulai pukul 08.00 hingga 14.00. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa dengan dunia kerja. "Mahasiswa yang masuk politeknik seolah-olah sudah bekerja di suatu perusahaan," jelas Heddy.

    Disiplin juga menjadi hal penting di politeknik. Karena di politeknik menggunakan sistem paket, sehingga tidak mentolerir keterlambatan atau bahkan absen. Karena, jika mahasiswa terlambat atau tidak masuk, akan tertinggal materi. Untuk itu, di PNJ jika mahasiswa terlambat memasuki ruang perkuliahan, maka waktu keterlambatannya akan dihitung dan diakumulasi. Jika waktu keterlambatan mahasiswa mencapai 172 jam, maka kampus akan mengeluarkan mahasiswa tersebut. Namun jika masih di bawah 172 jam, maka mahasiswa harus bekerja untuk membayar keterlambatannya.

    Begitu juga dengan kurikulum yang dipakai. Karena mahasiswa diharapkan untuk siap bekerja, maka baik Polman Astra dan PNJ menerapkan kurikulum yang disusun bersama dengan pihak industri. Sehingga kurikulum yang dipakai merupakan kurikulum yang disesuaikan antara kebutuhan industri dengan kemampuan pihak kampus. Untuk itu, metode belajar pun ditekankan kepada praktik dengan porsi sekitar 60 persen. PNJ juga menggunakan sistem SKS yang dibagi-bagi. Jadi jika ada satu mata kuliah yang memiliki tiga SKS, maka untuk teori mahasiswa akan mendapatkan tiga SKS, untuk praktik tiga SKS, dan untuk belajar di bengkel tiga praktik.

    Yakub menjelaskan, biasanya mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah dalam kurun waktu tiga tahun. Pada tahun pertama, biasanya mahasiswa akan diajarkan mengenai basic skill. Hal ini karena banyak mahasiswa yang merupakan lulusan SMA. Jadi pengajaran dasar menjadi penting. Mahasiswa akan diajarkan mengenai teknik dasar serta mata kuliah pendukungnya. Pada tahun kedua mahasiswa akan diajarkan Production Skill. Pada tahap ini mahasiswa dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan kecepatan tertentu dan dengan kualitas yang baik. Atau kecepatan dan efisiensi.

    Sementara pada tahun ketiga, mahasiswa lebih ditekankan kepada pembelajaran mengenai managerial skill. Yaitu bagaimana seharusnya menangani proyek dan tim. "Pada tahap ini, lebih ditekankan kepada bagaimana menjadi seorang pemimpin," tambah Yakub.

    Selain kurikulum, tenaga kerja juga merupakan faktor yang penting. Karenanya, politeknik menggunakan tenaga pengajar yang memiliki pengalaman dan keterampilan yang tinggi di bidangnya. Karenanya, tenaga pengajar yang dipakai merupakan orang-orang yang sudah bekerja di industri. "Karena tidak mungkin dosen mengajarkan mengelas jika ia tidak menguasai teknik mengelas dengan baik," jelas Heddy. Bahkan di Polman Astra, yang menjabat sebagai ketua program studi merupakan manajer pada anak perusahaan Astra.

    Baik Yakub maupun Heddy melihat, politeknik memiliki prospek yang cerah. Bahkan saat ini kebutuhan akan tenaga ahli di bidang teknik semakin dibutuhkan. Hal ini mengingat perkembangan dunia industri di Indonesia yang semakin lama semakin berkembang. "Namun masih banyak masyarakat yang memiliki pandangan yang salah mengenai politeknik. Mereka masih beranggapan jenjang diploma terutama teknik, tidak bergengsi dan tidak ada jaminan masa depan," jelas Heddy. ci1

    Production Based Education

    Politeknik umumnya menggunakan metode belajar yang berbeda dengan fakultas teknik. Polman Astra, misalnya menerapkan Production Based Education. Yaitu sistem belajar yang sekaligus melatih mahasiswa untuk memproduksi. Dalam hal ini, nahasiswa tidak hanya belajar saja, namun juga mampu menghasilkan suatu karya yang dapat dijual ke masyarakat ataupun industri.

    Bahkan di Polman Astra ada unit produksi khusus yang dijalankan oleh dosen dan melibatkan mahasiswa dalam mengerjakan suatu proyek. Unit produksi ini mampu menghasilkan sekitar Rp 2 milyar per tahunnya. Pemasukan yang didapat ini digunakan untuk membantu membiayai pendidikan di Polman Astra. "Kalau hanya mengandalkan biaya dari mahasiswa, tidak akan cukup. Karena peralatan dan bahan untuk belajar di politeknik sangat mahal," kata Direktur Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) Drs Yakub Liman, MS Ed.

    Karena alasan itu juga, politeknik biasanya menjalin kerja sama dengan industri. Seperti PNJ yang menjalin kerja sama dengan Trakindo dalam hal alat berat. Begitu juga dengan Polman Astra yang menjalin kerja sama dengan Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS). Sebuah lembaga yang mengatur semua pelatihan teknik di Jepang. Yang mengikuti pelatihan yang bekerja sama dengan AOTS tidak hanya tenaga pengajar, bahkan mahasiswanya pun turut disertakan. "Biasanya per tahun kita mengirimkan enam mahasiwa untuk belajar di Jepang," jelas Yakub. Karena itulah, selain bahasa Inggris, bahasa Jepang juga menjadi penting bagi mahasiswa Polman Astra. ci1



    Read more!
    Friday, August 24, 2007
    Pedoman PKM 2007
    Monday, August 20, 2007
    Proposal PKM
    GOES TO PIMNAS 2008

    Dikti mengundang mahasiswa Polines untuk menyusun Proposal PKM (Program Kreativitas Mahasiswa).
    Proposal dikumpulkan di Kemahasiswaan Polines paling lambat 3 Oktober 2007.

    Silahkan klik disini PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PKM

    Read more!
    Friday, August 10, 2007
    PENGEMBANGAN KEMITRAAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN TRANSFER TEKNOLOGI MELALUI FORUM KOMUNIKASI DAN KONSULTASI
    UNIVERSITAS SEMARANG - PEMDA - DUDI - LSM / AP


    FKK (Forum Komunikasi dan Konsultasi) – USM (Universitas Semarang) dideklarasikan pada tanggal 12 Juli 2007 bertempat di Auditorium Ir. Widjatmoko Universitas Semarang, Jl. Arteri Soekarno – Hatta Semarang. FKK – USM merupakan forum yang difasilitasi oleh DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi). Forum ini merupakan fasilitator antara Pemerintah Daerah, Dunia Usaha Dunia Industri, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Asosiasi Profesi yang bergabung dalam komunitas FKK. FKK USM – Stakeholders adalah wadah untuk saling bertukar informasi, berbagi pengalaman dan mendiskusikan tentang segala hal yang menjadi kompetensi Universitas Semarang (USM) dan pemangku kepentingan atau mitra (stakeholders) dan antar stakeholders.



    Tujuan yang diharapkan melalui FKK, antara lain:

    1. Terciptanya komunikasi dan konsultasi antara USM dengan stakeholders dan antar stakeholders tentang berbagai aspek yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
    2. Terciptanya sinergi antara USM dengan stakeholders dan antar stakeholders dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM, antara lain dalam pengembangan program penyiapan insan intelektual yang berkualitas.
    3. Terwujudnya kerjasama yang lebih baik antara USM dengan stakeholders dan antar stakeholders dalam pengembangan riset dan teknologi.
    4. Terwujudnya link and match antara kebutuhan USM, DUDI, PEMDA dan LSM/AP, termasuk transfer teknologi antar stakeholders.
    5. Terwujudnya sistem informasi untuk kepentingan seluruh stakeholders.

    Program Kerja FKK, ada diberbagai bidang, diantaranya:

    1. Peningkatan Kualitas SDM dan Transfer Teknologi diantara anggota.
    2. Pengembangan kapasitas FKK.
    3. Konsolidasi dan sosialisasi FKK.
    4. Peningkatan kerjasama diberbagai bidang diantara anggota FKK.

    Melalui FKK ini diharapkan dapat menjadi sebuah kontribusi bagi Pemerintah Daerah, Dunia Usaha Dunia Industri, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Asosiasi Profesi terutama dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan transfer teknologi.




    Read more!
    Politeknik Manufaktur ASTRA
    Bersama Astra Cerdaskan Bangsa

    Lahir dari keinginan untuk membantu mencerdaskan bangsa, Astra dalam hal ini melalui Federal Motor yang saat ini dikenal dengan PT. Astra Honda Motor, mendirikan suatu lembaga pendidikan berjenjang diploma. Akademi Teknik Federal kemudian berdiri pada bulan Agustus 1995. Lembaga pendidikan ini bertujuan untuk mendukung kebutuhan industri, khususnya menyediakan tenaga ahli di bidang teknik tingkat menengah. Empat tahun kemudian, tepatnya pada Agustus 1999 berdasarkan surat keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi No. 377/ DIKTI/ Kep/ 1999, Akademi Teknik Federal berubah nama menjadi Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) yang bernaung di bawah bendera PT Astra Internasional, Tbk.



    Sebagai arah dan tujuan proses pendidikannya, Polman Astra mencanangkan visi untuk menjadi politeknik terbaik di Indonesia pada tahun 2012. Demi tercapainya visi tersebut Polman Astra menerapkan strategi "Polman's 3-W", yaitu Winning Concept, Winning System, dan Winning Team.

    Sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan system Link & Match, Polman Astra membentuk suatu Industrial Commitee dan Faculty Member (staf pengajar) terdiri dari praktisi industri Astra Group dan non Astra. Dua fungsi tersebut akan membantu Polman Astra untuk mengakomodasi masukan mengenai perkembangan dan tuntutan industri yang sedang berkembang saat ini. Selain itu, Polman Astra juga menyelenggarakan program On the Job Training di dunia industri bagi mahasiswa tingkat akhir.

    Untuk memenuhi kebutuhan industri yang sedang berkembang saat ini, Polman Astra memiliki 5 program studi, yaitu Program Studi Pembuatan Peralatan dan Perkakas Produksi, Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur dengan konsentrasi Teknik Produksi, Teknik Proses Manufaktur dan Teknik Pengolahan Hasil Perkebunan, Program Studi Manajemen Informasi, Program Studi Teknik Otomotif dengan konsentrasi Kendaraan Ringan Roda 4 dan Alat Berat, serta Program Studi Mekatronika. Khusus untuk Konsentrasi Alat Berat dan Teknologi Hasil Perkebunan didirikan sebagai suatu bentuk jawaban dari Polman Astra untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia sesuai tuntuan industri di Indonesia.

    Bagi mahasiswa dengan prestasi menonjol, Polman Astra menyediakan program beasiswa. Beberapa diantaranya adalah beasiswa dari TPSDP (Technological and Proffesional Skills Development Sector Project), Yayasan Ijari (Yayasan Indonesia Belajar Mandiri) dan Kopertis.

    Selain itu, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional saat ini Polman Astra turut serta mempersiapkan tenaga guru bagi Sekolah Menengah Kejuruan Nasional khususnya bidang Teknik Otomotif serta Teknik Produksi dan Proses Manufaktur. Lulusan program ini diharapkan menjadi tenaga pengajar yang profesional untuk ditempatkan di seluruh Indonesia.

    Proses pembelajaran di Polman Astra memiliki komposisi 30% teori serta 70% praktek. Berbagai fasilitas laboratorium disediakan sesuai dengan program studi yang ada termasuk juga perpustakaan dengan koleksi buku yang mendukung proses pengajaran teori.

    Untuk memacu kreativitas mahasiswa, Polman Astra mendorong mahasiswa untuk berani berkompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi terbaru dari mahasiswa Polman Astra adalah masuknya tim robot mahasiswa dari jurusan Mekatronik dalam 5 besar kompetisi robot di ITB. Sebelumnya 1 orang mahasiswa jurusan Teknik Produksi dan Proses Manufaktur mewakili Indonesia dalam Asean Skill Competition bidang CADD di Brunei Darrusalam.

    Sebagai hasil proses pendidikan yang telah diselenggarakan Polman Astra, 55% lulusan telah bekerja di Astra Group, 30% bekerja di perusahaan non Astra dan 15% sisanya melakukan wirausaha yang juga diberikan dalam proses pembelajaran.

    Jadi, untuk proses pembelajaran berbasis industri Politeknik Manufaktur Astra adalah satu pilihan yang tepat. Polman Astra menjawab tantangan dan perkembangan industri terkini. (*/ CRL)



    Read more!